Setiap bentuk kesenian, seperti seni musik, seni sastra, seni tari dan seni rupa memerlukan apresiasi dari penikmat. Secara harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya seni.
Apresiasi seni dibedakan dengan kritik seni. Kritik seni bertolak dari apresiasi. Namun, pada prinsipnya kritik seni menelaah suatu karya seni secara menyeluruh dan secara mendalam. Penghargaan yang tinggi dan rendah yang diungkapkan dalam apresiasi, lalu dibahas secara lebih matang. Isi pernyataan suka dan tidak suka atau menarik dan tidak menarik yang muncul dalam apresiasi, kemudian dirumuskan dengan tegas dan jelas disertai dengan alasan-alasan.
Itulah sebabnya, kritik seni selalu siap dengan perangkat-perangkat teori untuk melakukan suatu sorotan kritik. Perbedaan perangkat teori menyebabkan kritik seni memiliki aliran-aliran kritik. Kritik seni dilakukan oleh kritik oleh kritikus seni, yaitu para profesional yang menekuni bidang kritik seni. Kritikus menulis dikoran-koran, majalah-majalah, atau menulis telaah-telaah seni dalam bentuk buku. Semakin profesional seorang kritikus, semakin terbuka kemungkinan ia menjadi kritikus yang berwibawa. Dalam hal ini, kritikus yang suaranya didengar oleh para seniman maupun masyarakat luas.
Pada umumnya apresiasi dilakukan oleh orang yang terlebih dahulu ingin mengenal bagaimana sebuah karya seni diwujudkan, baru kemudian memberikan penghargaan. Jadi, apresiasi seni merupakan langkah awal menuju kritik seni.
referensi:
Dasar-dasar Apresiasi Film - Marselli Sumarno