"Galih ( Sofyan Aliyadin ) ialah seorang pria berusia 19 tahun, mahasiswa pada kampus ternama di kota bogor, ia berkeinginan untuk membuat sebuah film di kampusnya, berbekal ilmu film yang ia pelajari pada sebuah ukm film yang berada di kampusnya ia mencoba untuk merekam seluruh kegiatan yang ada dikampusnya hingga orang - orang terdekatnya untuk dijadikan sebuah film cerita yang menarik dengan dibantu oleh Dudung ( Ahmad Baenury ) yang juga teman dari Dinda ( Anike Rosalina ) yang tertarik pada Galih, namun sebelum satu SCENE TERAKHIR yang harus ia selesaikan, Galih mulai merasakan keanehan pada dirinya yang disebabkan oleh kebiasaannya merokok, Dan apakah cerita pada film Galih akan terselesaikan . . . ?"
LOUNCING 'SCENE TERAKHIR' DAN PELANTIKAN PENGURUS MAV-NET UIKA BOGOR 2010-2011
MAKNA APRESIASI
Setiap bentuk kesenian, seperti seni musik, seni sastra, seni tari dan seni rupa memerlukan apresiasi dari penikmat. Secara harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya seni.
MSC TANGERANG
KETIKA REKTOR BICARA FILM (2004)
KETIKA REKTOR BICARA FILM
Antusiasme Rektor saat memberikan wejangan diacara launcing MAV-NET kemarin bukan saja memberikan semangat bagi anak anak KPI, namun lebih dari itu ada semacam penyegaran berfikir yang kian terbuka, ketika beliau menjelaskan betapa organisasi seperti MAV-NET punya banyak peluang untuk maju. Apalagi melihat begron para perintisnya yang notabene orang orang da’wah, dimana seyogyanya menguasai dunia informasi, maka kebutuhan terhadap wadah apresiasi semacam MAV-NET menjadi kian penting. Demikianlah setidaknya isi wejangan yang beliau paparkan kalaitu. Berikut petikan wawancara ekskusif reporter MAV-NET bersama Rektor UIKA Didin Saepudin.
R: MAV-NET cabang Bogor baru saja diresmikan, bagai mana tanggapan bapak?
D: Itu baik sekali… untuk pengembangan kreativitas, memang sudah seharusnya kita punya lembaga semacam MAV-NET. Apalagi jika di kaitkan dengan dunia da’wah yang dituntut untuk mampu masuk kesemua lini maka kehadiran MAV-NET memang sangat dibutuhkan.
R : Mengingat tanggapan bapak yng sangat baik ini, apa saran bapak untuk MAV-NET?
D : saya menghimbau dan mendorong pada pimpinan MAV-NET cabang
R : Contohnya pak?
D : yah… misalnya kita buat profil UIKA dari segala aspek terutama pada ruh keislaman yang kita punya. Itukan selain berguna untuk promosi, juga untuk konsumsi para tamu yang dating ke UIKA, itu akan menggambarkan dampak yang lebih kuat. Kalau dijelaskan dengan ucapan
R : wah agaknya ambisi bapak pas dengan karakter mavnet yang mengusung moral dalam audio visual. Nah kalau secara umum film seperti apa yang bapak inginkan untuk di konsumsi oleh masyarakat kita?
D : ya tentu saja film yang ideal. Dan menurut saya film yang ideal itu adalah yang memiliki 4 aspek
1. film yang berisi misi akidah yang lurus, tidak bercampur dengan syirik.
2. film itu dalam adegannya memperlihatkan, mendorong penonton untuk beribadah.
3. film yang baik adalah yang punya kecerdasan dalam mengakhiri ending. Artinya ada solusi yang menggembirakan
4. kebagusan ahlak dan pola piker
R : Dan pertanyaan terakhir nih pak, apa himbauan bapak untuk anak anak KPI selaku perintis MAV-NET cabang
D : sudah saatnya bagi Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk melakukan terobosan kreasi
WORKSHOP SINEMATOGRAFI (2008)
SEJARAH AWAL
OUR HISTORY (2003)
Pada awalnya MAV-NET terbentuk, dilatar belakangi oleh persoalan lantaran tidak adanya organisasi yang mampu menghubungkan, memfasilitasi informasi, memberikan pendidikan antara komunitas muslim yang satu dengan yang lainnya, serta memunculkan komunitas-komunitas baru sebagai wadah bagi pengembangan Audio Visual Bermoral. Maka dibentuklah MAV-NET, yang merupakan kependekan dari Morality Audio Visual Network (Jaringan Audio Visual Bermoral).
Berdiri 11 Juli 2003 di Ulujami