‘Film itu Dahsyat, Unik, dan Asyik’


Bismillahirrahmanirrahiem

Pertama saya ucapkan selamat kepada anda. Anda yang datang pada acara ini tentu merupakan individu yang unik, yang tentu mau berapresisasi lebih dalam apa gerangan film itu sebenarnya. Karena anda mungkin satu dari seribu orang yang mau melihat film dari hulu sampai ke hilir, dari yang menghibur sampai yang membosankan sama sekali, dan anda tetap membaca, melihat dan mempertanyakan mengapa film tersebut demikian. Hingga pada titik akhir, “Ya saya tahu, film itu demikian karena demikian”. Yang lantas membentuk sebuah pola pemikiran yang berpandangan, ‘Film yang baik itu seharusnya demikian’. Itulah ‘Apresiasi’, yang hanya dimiliki oleh individu yang unik seperti anda, karena anda sadar bahwa film memiliki banyak potensi.

Dengan menonton film, anda tentu pernah tercengang karena kedahsyatannya. Seperti adegan Superman yang bisa terbang kemanapun dia mau sehingga ada sebagian anak kecil yang bunuh diri karena ingin mencoba sepertinya, Hitler dengan filmnya yang dapat membius manusia untuk tunduk padanya, Demi More dengan film Ghostnya yang dapat membius para wanita untuk mengikuti gaya rambutnya, dan masih banyak adegan lainnya yang spektakuler dan masih banyak lagi pengaruh film yang dapat mengubah dunia. Sebagai apresiator film, sesuatu yang unikpun pasti anda pernah temukan, seperti adanya film pendek yang menang dibeberapa Festival Film Internasional hanya dengan menggunakan Handycam atau kamera amatiran. Dan andapun pasti pernah merasakan keasyikan lantaran adegan film yang anda tonton dapat membuat anda diam di tempat duduk sampai berjam-jam lamanya. Apakah benar, bahwa film itu Dahsyat, Unik, dan Asyik? Jikalau anda tahu itu, berarti anda adalah orang yang sadar bahwa film itu memiliki banyak potensi.

Bicara potensi. Adalah satu kata yang tak hanya dapat membuat orang penasaran, tapi juga dapat menggerakkan seseorang untuk mencari tau sesuatu, mencoba dan meraba, mendalami, lantas melakukan sesuatu yang dapat mengembangkan dirinya dengan potensi tersebut. Potensi begitu menarik karena banyak hal didalamnya, dari mulai kelebihan, kekurangan, kebaikan, keburukan, perbedaan, keragaman, dan masih banyak lainnya. Itulah potensi, yang tiap-tiap orang berhak berpandangan, dan menentukan mana yang baik dan yang buruk.
Lantas apa saja potensi film itu dalam kaca mata seorang apresiator seperti saya? Dan mari kita saling berkaca pada pandangan kita masing-masing, karena andapun berhak menilai potensi film seluasnya.

Potensi film antara lain :
1. Potensi pendidikan
Film yang kita kenal sekarang ini sudah merambah ke bidang pendidikan. Film menjadi sarana penyuluhan dalam bentuk Video Instruksional, Dokumenter seperti Harun Yahya, Hijrah Rosul, dan masih banyak lainnya. Dalam pengembangannya ke depanpun, film memiliki potensi sebagai penunjang metode pengajaran dibeberapa lembaga pendidikan seperti : Sekolah, Pusdiklat, Universitas, dan lain sebagainya.

2. Potensi hiburan
Potensi inilah yang secara umum masyarakat fahami, bahwa film dapat menghibur, diantaranya melalui berbagai macam format film cerita / fiksi dengan berbagai genrenya seperti : Komedi, Horor, Drama, dan Action.

3. Potensi Bisnis
Dibeberapa negara bagian di Eropa, dan Amerika khususnya, film telah menjadi industri yang sangat besar. Hal ini telah terbukti dengan tingginya jumlah perputaran ekonomi dalam setiap elemen industrinya seperti : Distribusi, Eksebishi, Promosi, dan Produksi. Dengan munculnya industri film, secara ekonomipun ikut memajukan perindustrian yang lainnya, seperti : Industri Mainan yang bekerja sama dengan Walt Disney, Jasa paket pengirim seperti FedEx dalam film Cast Away, Industri minuman seperti Coca Cola yang bekerja sama dengan beberapa film produksi Hollywood, dan masih banyak lainnya. Sampai kepada bentuk yang paling sederhana, acara-acara dokumentasi pernikahan, seminar, dan event lainnyapun dapat menjadi lahan pasar bagi industri kecil yang dinamakan Video Syuting, yakni peliputan dengan sarana Audio Visual.

4. Potensi Da’wah
Pada tahun 70an Ummat Islam pernah merasa bangga akan munculnya film ‘The Massage’, yakni film bertemakan Islam yang dengan professional digarap secara baik, dan dapat menyampaikan pesan-pesan yang baik pula tentang Islam. Dan hebatnya, Sutradara film inipun beragamakan Islam, diproduksi oleh industri besar Hollwood, dan sebagian pemainnya adalah orang-orang Yahudi.
Di Indonesia, film Da’wah terlihat sangat kental dengan adanya film berjudul ‘Fatahillah’ dan ‘Kiamat Sudah Dekat’. Tapi, bukanlah ini menjadi patokan bahwa film Da’wah harus ada yang memakai sorban dan adanya dialog yang mengucapkan terminologi bahasa arab seperti kalimat salam Assalamualaikum. Banyak film atau Sinetron di Indonesia yang kemasannya saja Islam, banyak mengucapkan kata-kata dengan bahasa arab, ada yang memakai jilbab, tapi pesan atau nilai-nilai ajarannya tidak Islami.
Da’wah bagi ummat Yahudi mereka tampilkan justru tidak dengan symbol Yahudi yang ortodok seperti banyak pemeran yang memakai topi khas Yahudi atau Bintang David, atau ada kitab Taurat didalamnya. Kebanyakan film Da’wah yang Yahudi lancarkan justru bukan semata pada simbol fisik tersebut, penekanannya justru pada opini sesat yang didoktrinkan pada penonton secara halus. Namun yang jelas, potensi Da’wah didalam film dapat berarti luas, luas kreativitas, dan luas pengetahuan dengan bentuk komunikasi yang efektif dalam penyajiannya.

5. Potensi Politik
Potensi ini terlihat jelas pada masa-masa berjayanya Hitler saat itu, Hitler menjadikan film sebagai alat propaganda politiknya, alat doktrinasi pemikirannya pada masyarakatnya, dan masyarakat dunia saat itu. Dominasi film Hollywood yang merajalela diberbagai bioskop saat inipun tidak lepas dari strategi politik dagang kaum kapitalis untuk memonopoli industri perfilman saat ini yang dari dulu hingga sekarang film kita belum bisa menjadi tuan rumah dinegeri sendiri lantaran tontonan bioskop dan televisi yang digemari masyarakat adalah film-film dari Hollywood.

Dan yang berpengaruh sangat besar di Indonesia saat ini adalah, kemenangan opini yang dibentuk melalui film iklan guna memenangkan pencalonan SBY dan Yusuf Kalla.
Sekelumit potensi film diatas adalah sebagian besar saja, yang takkan habis dituliskan kecuali hari menjelang kiamat. Potensi diatas telah dengan jelas merubah dunia, kehidupan, dan pemikiran. Karena film adalah senjata komunikasi yang ampuh dalam setiap kepentingan didalamnya. Karena itulah film dibilang Dahsyat, Unik, dan Asyik.

Oleh Agres Setiawan
Makalah pada seminar ‘Potensi Da’wah Melalui Media Film’
dalam acara Launching MAV-NET Bogor, 20 Oktober 2004, di Auditorium Lt. 3
Universitas Ibn Khaldun Bogor